Social Media and Social Life



Sekali-kali ngebahas yang agak serius, yuk!

Sehubungan dengan banyaknya temen-temen yang minta daku nulis hal per-socmed-an karena basic kerjaan yang nggak bisa diputus dari tren elmu yang belakangan ini mewabah, sampai-sampai bisa bikin beberapa universitas di Indonesia membuka jurusan yang spesifikasinya ke social media atau yang relevan sama bidang ini dan bikin anak-anak SD zaman now punya cita-cita jadi YOUTUBERS!

Hmmm....

Sejujurnya sebagai pengamat sekaligus budak digital, antara senang dan sedih liat perkembangan digital zaman sekarang, kenapa? Karena beberapa hal di bawah ini...

Kite ngomongin yang positif dulu ye:

  • Digital melalui social media dan website yang beragam mempermudah masalah per-administrasi-an, mencari informasi, terhubung dengan lebih cepat dan terasa dekat.
  • Digital melalui aplikasi editing bikin orang lebih kreatif, inovatif, dan bisa jadi penemu-penemu muda.
  • Digital melalui search engine-nya bikin belajar dan menambah pengetahuan jadi lebih ringkes gitu lah.
Ude nggak usah banyak-banyak, capek juga ngetiknya (haha). Lanjut ke negatifnya nih ye:



  • Privacy jadi tanda tanya besar nih, jadinya ya punya socmed tapi dikunci, lha ngapain macam portal komplek aja, tapi ya dilema masak mau hal terburuk kita jadi bahan konsumsi netizen.
  • Jadi malas sosialisasi, ngeliriknya ke layar digital aja, sedih nih kalau liat di retoran banyak ortu yang menerapkan ini mungkin biar si anak tenang, tapi kan nggak baik juga, walau daku belum tentu nggak ngelakuin ini someday kalau punya anak ya, makanya dilema juga.
  • Males lainnya adalah males gerak, apa-apa bisa diremote dari jauh, bahkan beli sayuran aja bisa lewat socmed (JASTIP), kangen nggak sih becanda dan berbaur sama kang sayur dan kang ikan?
nah, biar adil jadi 3-3 aja ya. Sebenernya banyak hal positif dan negatif lainnya, cuma yang kepikiran dan jadi bahan dilema ini sih. Sebagai orang yang penghasilannya dari kejayaan digital, susah juga buat daku menyalahkan DIGITAL WORLD, cuma mungkin sebagai ortu, orang dewasa, dan yang paham kita harus pandai-pandai meng-edukasi orang sekitar.

Banyak yang menyalahkan digital sebagai faktor perusak moral anak bangsa, tapi apakah yang menyalahkan digital, socmed, dan sejenisnya tidak menggunakan itu? Apakah tahu positive side-nya sebelah mana? Jangan-jangan cuma lihat bagian jeleknya aja, karena bagian jelek sangat mudah kelihatan (biasanya ya), tapi hal bagus itu butuh waktu dan pengataman lebih lanjut.

One thing that I want to tell to U that use or dislike or working on digital tools, pleaseee... be a smart user, smart observer, smart worker. Digital, social media, dan teman-temannya lahir untuk kebaikan, tapi proses yang cepat bikin dia jadi perlu diarahkan, so, sama-sama membenahi hal ini ya, biar moral anak bangsa tetap terjaga tapi kita juga bisa lebih mudah karena bantuan digital dan socmed :)


Thanks to read this and hope you all share good thing on social media (jan curcol muluk gais)

Comments